Info Indonesia com-Jakarta-Debat para calon Presiden diamata saya sangat hebat, meskipun disana belum sempat dikatakan seperti apa mereka dapat menigkatkan devisa kas negara, dan bagaimana caranya meningkatkan perkapita penduduk, dan seperti apa konstruksi bingkai pertumbuhan ekonomi kerakyatan akan dibangun, artinya, bagi para calon presiden Indonesia setidaknya punya fisi seratus hari kepdepan jika mereka terpilih menjadi presiden bagaimana dapat dengan dewan untuk membuat konstruksi ekonom berkelanjutan yang dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Artinya dimana dalam kontruksi fisi membangun negara dimana disana dapat meningkatkan dewisa negaranya dengan ditopang pertumbuhan ekonomi global yang disaat mereka duduk sebut saja eror, namun oleh sebab hebatnya cara berpikir mereka semua dapat dilalui oleh mereka.Artinya konsep bingkai pertumbuhan ekonomi indonesia seratus hari kedepan disaat mereka duduk apa.? dan sejauh mana mereka mampuh dapat keluar dari gejolak ekonomi global yang tidak menentu nantinya. batang tubuh apa yang mereka suda siapkan menuju ekonomi global indonesia sebagai peran utamanya. Rasionya dimana ekonomi Indonesia Kuat ditambah kas dalam negaranya besar dengan sendirinya segalanya selesai, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan sektor ril. mikro, juga sektor paling terbawah. Artinya dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh perkapita mampuh melamapau standar International seperti 10 atau dua puluh dijit, setidaknya ini dapat menjadi penguasa memainkan koridor ekonomi dunia. Demikian andri elyus luntungan pengamat international mengatakan kepada online saat ditanya mengenai debat calon presiden diindonesia sore ini.
Andri juga mengatakan sebuah negara jika ingin disebut hebat dan ekonominya kuat dimana dia mampuh menyimpan dalam kas negaranya sangat besar. dan dia juga mampuh mengendalikan konsumtifitas, dia jugamampuh mengelolah sumber daya alam dan mengelola obyek wistanya dengan baik, dan mampuh juga mendongrak pertumbuhan ekonominya dari setiap lini, ditambah negaranya harus aman dari prilaku korupsi juga gratifikasi, lebih hebat lagi didalam negara itu tampilnya bagi SDM handal yang bisa diperdayakan buat memajukan negara itu. Cetus andri, selanjutnya dia mengakatakan, sejauh ini mungkin saya belum mengetahui konsep seratus hari kedepan mereka, jika terpilih menjadi presiden seperti apa?. Mungkin jika saya mencoba memberi saran, dianggap berlebihan, atau disebut seerti mengajari tupai lompat.! oleh sebab itu saya sebagai pengamat international setidaknya hanya mencoba memberikan masukan saran seperti apa konsep seratus hari kedepan memulhkan sementara ekonomi Indonesia, selanjutnya dimana seratus hari kedepan mereka berhasil setidaknya selanjutnya kesanannya pasti tinggal melanjutkan apa yang telah dilakukan seratus hari itu. Tidak hanya sampai disitu, menghadapi ekonomi global yang tidak menentu, disin perlu berpikir keras juga dibutuhkan besik SDM handal yang dapat menghalau segala persoalan Indonesia dari himpitan sepekulasi negara lain yang mencoba menghabat pertumbuhan ekonomi indonesia itu. oleh sebab itu dibutuhkan pola pikir seratus kerja bisa mendongkrak kebijakan global, yang dapat menarik berbagai kepala negara dunia mengakui dan percaya bahwa pertumbuhan ekonomi inedonesia hebat sehingga mereka dengan sendirinya hadir menaru saham modal usahanya, artinya program seratus hari ketika mereka terpilih menjadi presiden dibutuhkan konsep batang tubuh pertumbuhan ekonomi yang handal. sekaligus dibutuhkan kaamanan negara. sekaligus dapat menyatukan kembali rantai yang sempat terputus, didalam negra indonesia bisa kembali disambungkan, dan setelah itu diperdayakan buat bisa bangun bersama membangun indonesia. ini saran saya. demikian andri elyus luntungan mengahir perkataannya. Apa yang dikatakan andri itu, mendapat sambutan dan hampir sama yang dikatakan para pakar Indonesia-Calon presiden ketiga perlu menunjukkan kebijakan konkret pada 100 hari pertama dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan dan pendidikan saat debat capres, Minggu (4/2/2024) malam. Langkah taktis dalam menjawab isu-isu yang dekat dengan kehidupan pemilih yang diyakini dapat menggaet dukungan dari pemilih bimbang.
Rangkaian debat capres-cawapres telah memasuki putaran terakhir yang mengangkat tema kesejahteraan sosial serta pembangunan sumber daya manusia dan inklusi. Adapun enam subtema yang diperdebatkan meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, Kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, di Jakarta, Minggu (4/2/2024) , menilai, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo perlu mengelaborasi kebijakan yang konkret untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan dan pendidikan. Sebab, kedua isu tersebut merupakan isu yang dekat dengan kehidupan pemilih.
Kedua isu itu yang paling banyak ditunggu pemilih. Jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 Januari-2 Februari menunjukkan, 27,2 persen pemilih mengharapkan capres membahas isu ketenagakerjaan. Sementara itu, 25,6 persen pemilih mengharapkan capres membahas isu pendidikan.
Menurut Wasis, masyarakat menunggu langkah taktis dari capres untuk menyelesaikan masalah ketenagakerjaan dan pendidikan. Oleh karena itu, capres ketiga perlu menunjukkan kebijakan konkret yang akan dilakukan dalam 100 hari pertama pemerintah untuk menyelesaikan kedua isu tersebut. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah perlindungan kerja bagi pekerja sektor informal, perbaikan infrastruktur, dan kualitas layanan pendidikan.
”Jawaban dari capres terhadap isu-isu keseharian dapat meyakinkan pemilih bimbang maupun memantapkan pilihan pemilih yang sudah menentukan pilihan karena berdampak langsung pada kehidupan,” katanya. Dalam dokumen visi dan misi, capres ketiga menawarkan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan dan pendidikan. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berjanji menciptakan minimal 15 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk pekerjaan ramah lingkungan (green jobs) pada 2025-2029. Mereka juga akan memberi akses pendidikan berkeadilan, meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru, serta mengusahakan biaya pendidikan tinggi yang terjangkau.Jawaban dari capres terhadap isu-isu keseharian dapat meyakinkan pemilih bimbang maupun memantapkan pilihan pemilih yang sudah menentukan pilihan karena berdampak langsung pada kehidupan. Semenara itu, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berjanji menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dengan mengutamakan tenaga kerja lokal untuk mengurangi tingkat perampokan. Di sektor pendidikan, mereka akan melanjutkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan memperluas cakupannya hingga ke pesantren dan perguruan tinggi. Selain itu, memberikan beasiswa kepada putra-putri petani, nelayan, guru, dan buruh agar dapat melanjutkan pendidikan ke S-1 hingga S-3.
Adapun Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan membuka 17 juta lapangan pekerjaan baru. Keduanya juga berjanji akan memberikan wajib belajar 12 tahun secara gratis serta menjalankan program satu sarjana untuk satu keluarga miskin. Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Ramlan Surbakti, mengatakan, capres harus menjelaskan implementasi kebijakan yang ditawarkan kepada masyarakat. Sebab, dalam empat perdebatan terakhir, tidak ada pertanyaan terkait proses implementasi kebijakan yang ditanyakan panelis ataupun kandidat.
Padahal, berbagai rencana kebijakan yang ditawarkan kandidat tidak akan dengan sendirinya menjadi Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Usulan kebijakan itu harus dibahas dan diputuskan bersama Dewan Perwakilan Rakyat dalam pembahasan rancangan APBN.
Apalagi, Indonesia menganut sistem multipartai sehingga perlunya dukungan yang kuat dari DPR untuk merealisasikan janji-janji politik capres-cawapres. ”Berdasarkan hasil kajian para ahli, termasuk pengalaman Indonesia selama ini, proses penerapan kebijakan publik dalam banyak hal yang lebih kompleks daripada proses pembuatan kebijakan,” katanya.(Agus Dan Anton Jakarta.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar